Tawuran di Pasar Rebo, Jakarta Timur, pada Senin dinihari disebabkan oleh janji-janji yang dibuat melalui media sosial. Menurut Kapolsek Pasar Rebo, AKP I Wayan Wijaya, kedua kelompok telah mengatur pertemuan tersebut melalui media sosial untuk saling ejek dan menantang. Ini seringkali menjadi pemicu tawuran di Pasar Rebo, dimana kelompok-kelompok bertemu untuk bertarung yang telah direncanakan sebelumnya. Kejadian ini terjadi pada Senin dinihari dan menyebabkan satu orang tewas dalam insiden tersebut.
Korban yang tewas merupakan salah satu pelaku tawuran dari Kelurahan Gedong, Pasar Rebo, berusia 24 tahun. Dia dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati untuk pemeriksaan lebih lanjut dan telah dimakamkan setelah proses autopsi selesai. Pemerintah Kota Jakarta Timur bersama dengan Forkopimko dan TNI/Polri melakukan pengawasan terhadap akun media sosial yang kerap digunakan untuk koordinasi tawuran antarremaja. Jumlah kasus tawuran di Jakarta Timur mengalami peningkatan signifikan, dengan kawasan Duren Sawit menjadi salah satu titik rawan.
Data yang dihimpun menyebutkan bahwa selama tiga bulan terakhir, terdapat 35 kasus tawuran di Jakarta Timur, dengan wilayah Cakung, Pasar Rebo, dan Jatinegara sebagai yang paling rawan. Meskipun demikian, selama libur Lebaran 2025, terjadi penurunan kasus tawuran di Jakarta Timur. Langkah-langkah pencegahan terus dilakukan oleh pihak berwenang untuk mengatasi masalah keamanan di wilayah tersebut.