Seorang sandera Israel yang telah dibebaskan mengungkapkan tanggung jawab pemerintah Pemimpin Otoritas Benjamin Netanyahu atas kematian tawanan di Jalur Gaza, menyebut wilayah tersebut telah berubah menjadi “neraka murni” akibat perang Israel. Noa Argamani, dalam kesaksiannya di hadapan Dewan Keamanan PBB, menyalahkan pemerintah Israel atas kematian sandera Shiri Bibas, kedua anaknya, dan temannya, Yossi Sharabi.
Argamani bersama tiga sandera lainnya dibebaskan setelah serangan militer Israel pada Juni tahun lalu yang menewaskan banyak orang di kamp pengungsi Nuseirat, Gaza tengah. Dia menyerukan untuk membebaskan tawanan yang masih berada di Gaza dan menegaskan bahwa para tawanan Israel menyaksikan serangan udara Israel.
Menurut Argamani, Sharabi ditangkap oleh Hamas pada Oktober 2023 dan kemudian tewas akibat serangan udara Israel bersama keluarga Bibas. Dia menyampaikan bagaimana mereka tertimbun reruntuhan akibat pemboman, dengan Yossi Sharabi yang berteriak sebelum suaranya menghilang. Argamani menyerukan kepada komunitas internasional dan Israel untuk membebaskan seluruh sandera yang masih ditahan di Gaza.
Sejauh ini, 25 sandera Israel dan empat jenazah telah dipulangkan dari Gaza dalam tahap pertama gencatan senjata. Pada November lalu, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu dan Yoav Gallant atas dugaan kejahatan perang. Israel juga menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) atas perang di Gaza. Semua ini menjadi perhatian internasional atas situasi di Gaza yang terus berlanjut.