5 Alasan Mengapa Orang Merasa ‘Buruk’ Tentang Supercar Listrik

Beberapa bulan yang lalu, Maserati memutuskan untuk membatalkan rencana produksi mobil listrik MC20 setelah menyadari bahwa pelanggan lebih tertarik pada mobil berbahan bakar bensin. Hal ini diungkapkan dalam pernyataan resmi perusahaan yang diteruskan kepada Motor1 pada bulan Maret. Sebagai respons, pabrikan mobil asal Modena ini kini memfokuskan usahanya pada model dengan mesin konvensional.

Menurut Davide Danesin, Kepala Teknik Maserati, banyak orang memiliki keraguan terhadap supercar bertenaga listrik. Sentimen ini cenderung berlaku bagi mobil performa dari segmen hot hatch hingga hypercar. Namun, masih ada sebagian pelanggan yang menginginkan pengalaman berkendara dengan mesin konvensional, seperti yang terbukti oleh minimnya minat terhadap varian EV MC20.

Kekhawatiran terbesar terhadap mobil listrik datang dari tambahan perangkat keras yang dibutuhkan, yang dapat meningkatkan kompleksitas, bobot, dan memperkenalkan kerentanannya. Oleh karena itu, Maserati berencana untuk menghadirkan apa yang diinginkan pelanggan mereka, yaitu pengalaman berkendara dengan mesin bahan bakar konvensional melalui mesin Nettuno V-6. Bahkan, penggunaan gearbox manual juga bisa menjadi suatu kejutan menarik.

Sementara Maserati jarang menawarkan mobil dengan transmisi manual sejak pertengahan tahun 2000-an, Danesin melihat peluang untuk menghadirkan perpindahan gigi tongkat pada model terbatas di masa depan. Kolaborasi antara Alfa Romeo dan Maserati juga semakin intens, dengan rencana pengembangan supercar bertenaga bensin bersama. Diperkirakan supercar Maserati berikutnya dapat berbasis pada Granturismo dan akan menampilkan mesin twin-turbo 3.0 liter, dengan tenaga lebih dari 621 hp yang tersedia di MC20 dan MCPura.

Alfa Romeo juga dilaporkan sedang mengembangkan model setara untuk mencapai skala ekonomis yang solid. Namun demikian, fokus utama saat ini adalah pada model berorientasi volume. Dengan peraturan emisi yang semakin ketat, produsen mobil menghadapi tantangan dalam justifikasi investasi pada mobil sport bertenaga bensin tradisional. Selain itu, peningkatan pajak untuk kendaraan dengan mesin konvensional di beberapa negara Eropa menyulitkan produsen mobil dan pelanggannya. Misalnya, harga BMW M3 menjadi lebih tinggi daripada M5 di Irlandia karena emisi yang lebih rendah dari plug-in hybrid. Semua hal ini menjelaskan mengapa Maserati dan Alfa Romeo kini memfokuskan usaha mereka pada pengembangan mobil konvensional dan berkolaborasi untuk merancang supercar bertenaga bensin yang menarik.

Source link