Stellantis Keluar dari Pasar Hidrogen: Analisis Segmen Khusus

Hidrogen Tetap Sebuah Kontroversi di Industri Otomotif

Industri otomotif terus berevolusi dengan kehadiran teknologi yang berbeda-beda. Salah satunya adalah penggunaan hidrogen sebagai bahan bakar untuk kendaraan listrik. Beberapa produsen mobil percaya bahwa masa depan kendaraan dengan sel bahan bakar ini masih ada, meskipun pandangan ini tidak selalu diterima oleh semua pihak.

Salah satu produsen mobil yang sebelumnya bertekad untuk mengejar penggunaan hidrogen dalam kendaraan komersial adalah Stellantis. Namun, mereka akhirnya menghentikan program pengembangan hidrogen dan membatalkan rencana peluncuran mobil bertenaga hidrogen tahun ini. Meskipun begitu, Stellantis berkomitmen untuk tidak mengurangi tenaga kerja di pabrik yang seharusnya memproduksi kendaraan komersial hidrogen.

Di sisi lain, Toyota tetap konsisten dengan visi jangka panjangnya terkait penggunaan hidrogen dalam kendaraan. Mereka bahkan bekerja sama dengan produsen lain untuk mengembangkan mobil hidrogen produksi seri pertamanya yang dijadwalkan rilis pada tahun 2028. Sementara itu, Hyundai juga baru-baru ini meluncurkan crossover Nexo baru, menunjukkan bahwa mereka masih yakin dengan masa depan truk sel bahan bakar.

Namun, meskipun semua kemajuan teknologi sel bahan bakar, infrastruktur pengisian bahan bakar yang memadai tetap menjadi tantangan utama dalam mengadopsi teknologi ini. Menurut Thomas Schafer, mantan CEO Volkswagen, penggunaan hidrogen untuk mobil penumpang masih belum terlalu kompetitif dalam waktu dekat.

Dengan berbagai sudut pandang yang beragam, teknologi hidrogen masih menjadi kontroversi di industri otomotif. Meskipun sebagian besar produsen masih berkomitmen untuk terus menjelajahi potensi penggunaan hidrogen dalam kendaraan, tantangan seperti infrastruktur pengisian bahan bakar tetap menjadi hambatan utama dalam mengembangkan teknologi ini.

Source link