Sebagai insinyur otomotif di pasar Eropa, tantangan untuk memenuhi undang-undang yang ketat dari Uni Eropa merupakan hal yang tidak mudah. Peraturan ketat terkait emisi, kebisingan, keselamatan, dan standar lainnya menaikkan harga dan memakan waktu rekayasa yang cukup signifikan. Chairman Stellantis, John Elkann, menjelaskan bahwa lebih dari seperempat waktu seorang insinyur di industri otomotif habis untuk memastikan kepatuhan terhadap regulasi yang ketat dari Uni Eropa. Mobil-mobil yang dijual di Eropa diharuskan memenuhi lebih dari 120 peraturan baru pada akhir dekade ini, dengan fokus utama pada pengurangan emisi armada. Ini menjadi tantangan berat mengingat target emisi yang semakin rendah pada masa mendatang, bahkan dengan larangan penggunaan mesin pembakaran pada mobil baru yang dijual di Eropa mulai tahun 2035.
Dampak dari regulasi yang semakin ketat juga dirasakan pada kendaraan kecil. Kenaikan harga yang disebabkan oleh kepatuhan terhadap peraturan yang mahal membuat mobil-mobil tersebut kurang diminati, bahkan beberapa produsen seperti Grup Volkswagen menghentikan produksi beberapa model kendaraan kecil mereka. Penurunan jumlah kendaraan dengan harga di bawah €15.000 yang terjual di Eropa menjadi indikasi perlunya solusi yang inovatif, seperti memperkenalkan mobil listrik setara dengan kendaraan kei Jepang di Eropa. Meskipun SUV dan crossover semakin populer, masih terdapat permintaan yang jelas untuk kendaraan yang lebih kecil dan ringan di Eropa.
Menyadari birokrasi yang berlebihan merugikan keterjangkauan harga dan dapat menghambat upaya elektrifikasi di Eropa, perlunya langkah-langkah yang lebih fleksibel untuk mendukung produsen mobil dalam menciptakan model yang lebih murah dan efisien. Meskipun Uni Eropa cenderung untuk memperketat peraturan, upaya untuk melonggarkan pendekatan terhadap mobil kecil mungkin menjadi solusi yang layak untuk menjaga keseimbangan antara regulasi yang ketat dan kebutuhan pasar yang beragam di Eropa.
