Rabies, Sebuah Penyakit yang Mematikan Jika Tidak Ditangani dengan Cepat
Rabies merupakan salah satu infeksi virus paling mematikan di dunia, dengan tingkat kematian hampir seratus persen setelah gejalanya muncul. Tingkat bahayanya meningkat karena sering kali tidak disadari sejak awal. Banyak orang menganggap luka gigitan hewan sebagai hal biasa, yang akhirnya membuat penanganan terlambat.
Di Indonesia sendiri, rabies masih menjadi masalah serius. Data menunjukkan bahwa terdapat banyak kasus gigitan hewan penular rabies (HPR) yang mengakibatkan kematian. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat bahwa rabies menyebabkan puluhan ribu kematian setiap tahun, terutama di Asia dan Afrika.
Rabies ditularkan melalui gigitan atau air liur hewan yang terinfeksi, dengan anjing sebagai sumber utama penularannya. Virus ini menyebar melalui sistem saraf pusat dan menyebabkan peradangan pada otak dan sumsum tulang belakang. Namun, rabies bisa dicegah dengan pemberian vaksinasi baik pada hewan maupun manusia yang berisiko.
Gejala rabies berkembang secara bertahap, dari fase prodromal hingga fase paralitik yang berakhir dengan kematian. Gejala tersebut meliputi demam, sakit kepala, sensitivitas rangsangan, hingga fase akhir yang ditandai dengan lumpuh dan phobia tertentu seperti hidrofobia.
Untuk itu, penting untuk mengenali tahapan gejala rabies dan segera mencari pengobatan jika terjadi gigitan hewan. Pencegahan tetap menjadi langkah terbaik dalam menghadapi rabies, sehingga kesadaran dan pemahaman mengenai penyakit ini menjadi kunci untuk mengurangi angka kematian yang disebabkan oleh rabies.