Upaya Konservasi Ekosistem Terumbu Karang di Indonesia: Jaga Keindahan Bawah Laut merupakan isu krusial yang tengah dihadapi bangsa ini. Terumbu karang, yang dikenal sebagai ‘hutan hujan laut’, memegang peran vital bagi kehidupan laut dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Namun, ancaman serius seperti polusi, penangkapan ikan yang merusak, dan perubahan iklim mengancam kelestarian ekosistem ini.
Kerusakan terumbu karang berdampak buruk bagi ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, terutama nelayan dan pelaku wisata bahari. Kehilangan sumber pangan, tempat pemijahan ikan, dan habitat biota laut lainnya mengancam mata pencaharian dan pendapatan mereka. Upaya konservasi terumbu karang menjadi langkah penting untuk menjaga kelestarian ekosistem laut dan masa depan generasi mendatang.
Pentingnya Ekosistem Terumbu Karang di Indonesia
Indonesia, dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia, memiliki kekayaan laut yang melimpah. Di dalamnya tersimpan ekosistem terumbu karang yang sangat penting bagi kelangsungan hidup biota laut dan kesejahteraan masyarakat. Terumbu karang, yang sering disebut sebagai ‘hutan hujan laut’, berperan vital dalam menjaga keseimbangan ekosistem laut dan memberikan manfaat ekonomi bagi jutaan orang di Indonesia.
Upaya konservasi ekosistem terumbu karang di Indonesia terus digencarkan, dengan berbagai program dan kebijakan yang diterapkan. Salah satu upaya penting adalah peran aktif pemerintah dalam mendukung konservasi keanekaragaman hayati, seperti yang diulas dalam artikel Peran pemerintah dalam mendukung konservasi keanekaragaman hayati.
Pemerintah berperan penting dalam mengatur dan melindungi kawasan terumbu karang, serta mendorong partisipasi masyarakat dalam upaya pelestarian. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dan mendorong aksi nyata untuk menjaga kelestarian terumbu karang di Indonesia.
Peran Vital Terumbu Karang
Terumbu karang merupakan habitat bagi berbagai jenis biota laut, termasuk ikan, moluska, dan krustasea. Keberadaannya memberikan perlindungan bagi pantai dari abrasi dan gelombang besar, sehingga menjaga kelestarian garis pantai. Selain itu, terumbu karang juga berfungsi sebagai tempat pemijahan dan asuhan bagi berbagai jenis ikan, yang berujung pada peningkatan populasi ikan dan sumber pangan bagi masyarakat.
Upaya konservasi ekosistem terumbu karang di Indonesia semakin gencar dilakukan. Tak hanya berfokus pada pelestarian, pendekatan baru pun diterapkan, yaitu dengan mengadopsi Konsep ekonomi hijau dalam upaya konservasi alam. Konsep ini menekankan pada pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan, dengan melibatkan masyarakat lokal dalam kegiatan ekonomi yang ramah lingkungan.
Contohnya, pengembangan wisata bahari berbasis terumbu karang, diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar dan sekaligus menjaga kelestarian terumbu karang.
Dampak Negatif Kerusakan Terumbu Karang
Kerusakan terumbu karang akibat berbagai faktor seperti polusi, penangkapan ikan yang merusak, dan perubahan iklim, memiliki dampak negatif yang signifikan terhadap ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Hilangnya terumbu karang menyebabkan penurunan populasi ikan, sehingga pendapatan nelayan berkurang. Selain itu, kerusakan terumbu karang juga berdampak pada sektor pariwisata, yang bergantung pada keindahan terumbu karang untuk menarik wisatawan.
Upaya konservasi ekosistem terumbu karang di Indonesia terus digalakkan, salah satunya melalui pendekatan berbasis alam. Salah satu contohnya adalah arista montana farm yang menerapkan sistem NBS (Nature-based Solutions) untuk menjaga keseimbangan alam dan meningkatkan layanan ekosistem. Penerapan sistem ini diharapkan dapat memberikan inspirasi untuk pengembangan strategi konservasi terumbu karang yang lebih efektif dan berkelanjutan di Indonesia.
Manfaat Terumbu Karang bagi Ekosistem Laut
- Tempat hidup ikan: Terumbu karang menyediakan tempat berlindung, mencari makan, dan berkembang biak bagi berbagai jenis ikan.
- Habitat biota laut: Selain ikan, terumbu karang juga menjadi habitat bagi berbagai biota laut lainnya, seperti moluska, krustasea, dan alga.
- Sumber pangan: Terumbu karang merupakan sumber pangan penting bagi masyarakat pesisir, baik secara langsung maupun tidak langsung.
- Perlindungan pantai: Terumbu karang berfungsi sebagai penahan gelombang dan arus laut, sehingga melindungi pantai dari abrasi dan kerusakan.
Hubungan Terumbu Karang yang Sehat dengan Keanekaragaman Hayati Laut
Kesehatan Terumbu Karang | Keanekaragaman Hayati Laut |
---|---|
Sehat | Tinggi |
Rusak | Rendah |
Tabel di atas menunjukkan hubungan erat antara kesehatan terumbu karang dengan keanekaragaman hayati laut. Terumbu karang yang sehat memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi, sedangkan terumbu karang yang rusak memiliki keanekaragaman hayati yang rendah. Hal ini menunjukkan bahwa terumbu karang merupakan kunci utama dalam menjaga kelestarian ekosistem laut di Indonesia.
Upaya konservasi ekosistem terumbu karang di Indonesia tak hanya berfokus pada terumbu karang itu sendiri, tetapi juga pada flora dan fauna endemik yang hidup di dalamnya. Keberadaan terumbu karang sebagai habitat bagi spesies unik seperti ikan hias dan moluska endemik Indonesia, menegaskan pentingnya menjaga kelestariannya.
Hal ini dikaitkan dengan Pentingnya konservasi flora dan fauna endemik Indonesia untuk menjaga keanekaragaman hayati. Oleh karena itu, upaya konservasi terumbu karang menjadi sangat penting untuk menjaga kelestarian ekosistem laut dan sumber daya alam Indonesia.
Ancaman Terhadap Ekosistem Terumbu Karang di Indonesia
Terumbu karang, yang dikenal sebagai “hutan hujan laut,” merupakan ekosistem laut yang vital dan kaya keanekaragaman hayati. Sayangnya, terumbu karang di Indonesia menghadapi ancaman serius yang berpotensi merusak keindahan dan fungsi ekologisnya.
Upaya konservasi ekosistem terumbu karang di Indonesia membutuhkan partisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat. Tak hanya pemerintah dan lembaga konservasi, peran masyarakat dalam program konservasi alam, seperti yang diulas dalam artikel Pentingnya peran masyarakat dalam program konservasi alam , sangat krusial.
Masyarakat dapat berperan dalam menjaga kelestarian terumbu karang melalui kegiatan sederhana seperti tidak membuang sampah di laut, menghindari penggunaan bahan peledak dan racun dalam menangkap ikan, serta mendukung program penanaman karang. Dengan demikian, terumbu karang yang menjadi habitat bagi beragam biota laut dapat terjaga dan memberikan manfaat bagi generasi mendatang.
Faktor-Faktor Kerusakan Terumbu Karang
Kerusakan terumbu karang di Indonesia disebabkan oleh berbagai faktor, baik yang berasal dari aktivitas manusia maupun perubahan iklim. Aktivitas manusia yang tidak ramah lingkungan menjadi salah satu penyebab utama degradasi terumbu karang.
- Polusi:Limbah industri, pertanian, dan rumah tangga yang dibuang ke laut menyebabkan pencemaran air dan merusak terumbu karang. Bahan kimia berbahaya seperti pestisida, pupuk, dan logam berat dapat mencemari air dan membunuh organisme laut yang hidup di terumbu karang.
- Penangkapan Ikan yang Merusak:Penggunaan alat tangkap yang merusak seperti bom ikan, sianida, dan pukat harimau menyebabkan kerusakan fisik terumbu karang dan memusnahkan populasi ikan. Praktik penangkapan ikan yang tidak berkelanjutan ini mengakibatkan penurunan keanekaragaman hayati dan kerusakan ekosistem terumbu karang.
- Perubahan Iklim:Pemanasan global menyebabkan peningkatan suhu air laut dan pengasaman laut. Kondisi ini dapat menyebabkan pemutihan karang (coral bleaching) dan kematian terumbu karang. Kenaikan permukaan air laut juga dapat menyebabkan kerusakan fisik terumbu karang dan mengurangi habitat bagi organisme laut.
Dampak Negatif Aktivitas Manusia
Selain polusi dan penangkapan ikan yang merusak, aktivitas manusia lainnya juga berdampak negatif terhadap terumbu karang. Beberapa aktivitas yang perlu diperhatikan adalah:
- Penambangan Pasir:Penambangan pasir di laut dapat menyebabkan sedimentasi yang menutupi terumbu karang dan menghambat pertumbuhannya. Sedimentasi juga dapat menyebabkan penurunan kualitas air dan mematikan organisme laut yang hidup di terumbu karang.
- Pembangunan Infrastruktur:Pembangunan infrastruktur seperti pelabuhan, hotel, dan jalan di pesisir pantai dapat menyebabkan kerusakan fisik terumbu karang dan hilangnya habitat bagi organisme laut. Proses pembangunan yang tidak ramah lingkungan dapat melepaskan polutan ke laut dan merusak ekosistem terumbu karang.
- Pembuangan Limbah:Pembuangan limbah padat dan cair ke laut dapat mencemari air dan merusak terumbu karang. Limbah organik dapat menyebabkan pertumbuhan alga yang berlebihan (blooming) dan menutupi terumbu karang, menghambat fotosintesis dan membunuh organisme laut.
Contoh Kasus Kerusakan Terumbu Karang
Kerusakan terumbu karang akibat aktivitas manusia telah terjadi di berbagai wilayah di Indonesia. Beberapa contoh kasus yang menonjol:
- Pulau Weh, Aceh:Penangkapan ikan menggunakan bom dan sianida telah menyebabkan kerusakan terumbu karang yang parah di Pulau Weh. Aktivitas ini mengakibatkan penurunan populasi ikan dan kerusakan ekosistem terumbu karang.
- Kepulauan Seribu, Jakarta:Polusi dari limbah domestik dan industri telah menyebabkan penurunan kualitas air dan kerusakan terumbu karang di Kepulauan Seribu. Sedimentasi dari pembangunan infrastruktur di darat juga menjadi ancaman bagi terumbu karang di wilayah ini.
- Raja Ampat, Papua Barat:Penambangan pasir di laut dan pembangunan infrastruktur pariwisata yang tidak terkendali telah mengancam kelestarian terumbu karang di Raja Ampat. Aktivitas ini menyebabkan sedimentasi, polusi, dan kerusakan habitat bagi organisme laut.
“Ancaman terbesar terhadap kelestarian terumbu karang di Indonesia adalah perubahan iklim dan aktivitas manusia yang tidak berkelanjutan. Kita perlu melakukan upaya serius untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan menerapkan praktik pengelolaan terumbu karang yang berkelanjutan,” kata Dr. [Nama Ahli], ahli kelautan dari [Lembaga].
Upaya Konservasi Ekosistem Terumbu Karang di Indonesia
Terumbu karang merupakan ekosistem laut yang sangat penting dan memiliki peran vital dalam menjaga keseimbangan biota laut. Di Indonesia, terumbu karang memiliki luas sekitar 2,5 juta hektar dan merupakan yang terluas di dunia. Sayangnya, kondisi terumbu karang di Indonesia semakin memprihatinkan akibat berbagai ancaman, seperti polusi, penangkapan ikan yang berlebihan, dan perubahan iklim.
Untuk melindungi terumbu karang, berbagai upaya konservasi telah dilakukan, baik oleh pemerintah, organisasi non-pemerintah, maupun masyarakat.
Upaya konservasi ekosistem terumbu karang di Indonesia menjadi fokus utama dalam menjaga kelestarian laut. Salah satu pendekatan inovatif yang diterapkan adalah dengan mengintegrasikan konsep “Nature Based Solutions” (NBS) seperti yang dilakukan oleh arista montana farm di Paseban, Jawa Barat. Dengan menerapkan sistem NBS, arista montana farm berhasil meningkatkan ketahanan ekosistem dan mendukung upaya konservasi terumbu karang secara berkelanjutan.
Hal ini menunjukkan bahwa pendekatan berbasis alam dapat menjadi solusi efektif untuk mengatasi tantangan lingkungan, termasuk menjaga kelestarian terumbu karang di Indonesia.
Identifikasi Upaya Konservasi Terumbu Karang di Indonesia
Berbagai upaya konservasi telah dilakukan untuk melindungi terumbu karang di Indonesia, beberapa di antaranya adalah:
- Pendirian Taman Nasional Laut: Taman nasional laut merupakan kawasan konservasi yang dilindungi oleh pemerintah dan memiliki peraturan yang ketat untuk menjaga kelestarian terumbu karang dan biota laut di dalamnya. Contohnya, Taman Nasional Laut Bunaken di Sulawesi Utara dan Taman Nasional Laut Wakatobi di Sulawesi Tenggara.
- Rehabilitasi Terumbu Karang: Upaya ini bertujuan untuk memulihkan terumbu karang yang rusak akibat kerusakan fisik atau degradasi kualitas air. Metode yang digunakan antara lain transplantasi karang, penanaman karang, dan pemulihan habitat karang.
- Kampanye Kesadaran Masyarakat: Penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga terumbu karang. Hal ini dapat dilakukan melalui edukasi, sosialisasi, dan kampanye yang melibatkan berbagai pihak, seperti sekolah, komunitas, dan media massa.
Metode Konservasi Terumbu Karang yang Efektif, Upaya konservasi ekosistem terumbu karang di Indonesia
Metode konservasi terumbu karang yang efektif meliputi:
- Penanaman Karang: Metode ini melibatkan penanaman fragmen karang hidup pada substrat buatan atau alami di area terumbu karang yang rusak. Fragmen karang ini kemudian akan tumbuh dan berkembang menjadi terumbu karang baru.
- Budidaya Karang: Metode ini dilakukan dengan membudidayakan karang di tempat yang terkontrol, seperti di dalam keramba atau di laut dangkal. Karang yang telah dibudidayakan kemudian dapat ditransplantasikan ke area terumbu karang yang rusak.
- Pemantauan Kondisi Terumbu Karang: Pemantauan secara berkala terhadap kondisi terumbu karang sangat penting untuk mengetahui kesehatan dan tingkat kerusakannya. Data pemantauan ini dapat digunakan untuk mengevaluasi efektivitas upaya konservasi yang dilakukan.
Contoh Program Konservasi Terumbu Karang yang Sukses
Salah satu contoh program konservasi terumbu karang yang sukses di Indonesia adalah program “Coral Triangle Initiative” (CTI). Program ini melibatkan enam negara di wilayah Segitiga Karang, yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Papua Nugini, Timor Leste, dan Solomon Islands. CTI bertujuan untuk melindungi dan mengelola terumbu karang dan biota laut di wilayah tersebut.
Strategi yang digunakan meliputi:
- Peningkatan Kerjasama Antar Negara: CTI mendorong kerjasama antar negara dalam upaya konservasi terumbu karang, seperti pertukaran informasi, penelitian, dan pengelolaan kawasan konservasi.
- Pengembangan Kapasitas Masyarakat Lokal: CTI melibatkan masyarakat lokal dalam upaya konservasi melalui pelatihan, edukasi, dan pemberian akses terhadap sumber daya alam yang berkelanjutan.
- Penerapan Pengelolaan Berbasis Masyarakat: CTI mendorong pengelolaan terumbu karang berbasis masyarakat, dengan melibatkan masyarakat lokal dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan sumber daya alam.
Program Edukasi untuk Meningkatkan Kesadaran Masyarakat
Peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga terumbu karang dapat dilakukan melalui program edukasi yang menarik dan interaktif. Program edukasi ini dapat meliputi:
- Workshop dan Seminar: Mengadakan workshop dan seminar tentang terumbu karang dan pentingnya konservasi untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada masyarakat.
- Pameran dan Lomba: Mengadakan pameran dan lomba yang mengangkat tema terumbu karang untuk menarik minat masyarakat, terutama anak-anak dan remaja.
- Kampanye Media Sosial: Memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan informasi tentang terumbu karang dan mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam upaya konservasi.
Peran Teknologi dalam Konservasi Terumbu Karang
Teknologi telah menjadi alat yang ampuh dalam upaya konservasi terumbu karang di Indonesia. Dari pemantauan kondisi terumbu karang hingga pengembangan solusi ramah lingkungan, teknologi berperan penting dalam menjaga kelestarian ekosistem laut yang vital ini.
Upaya konservasi ekosistem terumbu karang di Indonesia menjadi semakin mendesak di tengah ancaman perubahan iklim. Peningkatan suhu laut, pengasaman, dan naiknya permukaan air laut berdampak buruk pada terumbu karang, yang merupakan habitat bagi beragam spesies laut. Dampak perubahan iklim terhadap konservasi keanekaragaman hayati di laut ini mengancam kelestarian ekosistem terumbu karang dan berdampak pada kehidupan masyarakat pesisir yang bergantung pada sumber daya laut.
Oleh karena itu, upaya konservasi terumbu karang harus diintensifkan dengan pendekatan yang lebih komprehensif, melibatkan berbagai pihak, dan berfokus pada adaptasi terhadap perubahan iklim.
Pemantauan Kondisi Terumbu Karang
Pemantauan kondisi terumbu karang secara berkala menjadi kunci dalam upaya konservasi. Teknologi membantu dalam proses ini dengan menyediakan data yang akurat dan real-time.
- Drone: Drone dilengkapi dengan kamera beresolusi tinggi dan sensor dapat mengambil gambar udara terumbu karang, memberikan gambaran menyeluruh tentang kondisi terumbu karang, termasuk luasan, tutupan karang hidup, dan kerusakan yang terjadi.
- Analisis Data Laut: Data laut yang dikumpulkan dari berbagai sumber, seperti sensor bawah air, satelit, dan kapal riset, dapat dianalisis untuk mengidentifikasi perubahan kondisi terumbu karang, seperti suhu air, arus laut, dan tingkat keasaman.
Meningkatkan Efektivitas Konservasi
Teknologi juga berperan dalam meningkatkan efektivitas upaya konservasi terumbu karang.
- Alat Pemetaan Terumbu Karang: Alat pemetaan terumbu karang, seperti sonar dan pemindai laser, membantu dalam membuat peta terumbu karang yang detail, sehingga memudahkan dalam mengidentifikasi area prioritas konservasi dan mengelola aktivitas manusia di sekitar terumbu karang.
- Sistem Peringatan Dini Bencana Laut: Sistem peringatan dini bencana laut, seperti sensor tsunami dan sistem peringatan dini gelombang pasang, dapat membantu dalam melindungi terumbu karang dari kerusakan akibat bencana alam.
- Platform Edukasi Online: Platform edukasi online yang membahas tentang konservasi terumbu karang, seperti website, aplikasi, dan media sosial, dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga terumbu karang dan mendorong partisipasi dalam upaya konservasi.
Contoh Penggunaan Teknologi Inovatif
Beberapa contoh penggunaan teknologi inovatif dalam konservasi terumbu karang di Indonesia:
- Coral Gardeners: Organisasi ini menggunakan teknologi cetak 3D untuk membuat struktur terumbu karang buatan yang berfungsi sebagai tempat bagi karang untuk tumbuh dan berkembang.
- The Reef-World Foundation: Organisasi ini mengembangkan aplikasi seluler yang memungkinkan penyelam dan wisatawan untuk melaporkan kondisi terumbu karang dan mengidentifikasi ancaman terhadap ekosistem terumbu karang.
Ilustrasi Monitoring Terumbu Karang
Bayangkan sebuah tim peneliti yang menggunakan drone untuk mengambil gambar udara terumbu karang di perairan Raja Ampat. Drone dilengkapi dengan kamera beresolusi tinggi dan sensor yang dapat menangkap data tentang kondisi terumbu karang, seperti tutupan karang hidup, jenis karang, dan kerusakan yang terjadi.
Data yang dikumpulkan kemudian dianalisis menggunakan software khusus untuk menghasilkan peta terumbu karang yang detail. Peta ini kemudian digunakan untuk mengidentifikasi area prioritas konservasi dan untuk memantau perubahan kondisi terumbu karang dari waktu ke waktu.
Peran Masyarakat dalam Konservasi Terumbu Karang
Terumbu karang, yang dikenal sebagai “hutan hujan laut,” merupakan ekosistem laut yang sangat penting bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Di Indonesia, terumbu karang menjadi rumah bagi berbagai spesies biota laut dan juga berperan penting dalam ekonomi, pariwisata, dan pertahanan pantai.
Namun, terumbu karang di Indonesia menghadapi berbagai ancaman, seperti pencemaran, penangkapan ikan yang merusak, dan perubahan iklim. Untuk melindungi dan melestarikan terumbu karang, peran aktif masyarakat sangatlah penting.
Pentingnya Peran Masyarakat
Masyarakat memiliki peran yang sangat krusial dalam menjaga kelestarian terumbu karang. Mereka yang tinggal di sekitar terumbu karang atau bergantung pada ekosistem ini memiliki pengetahuan dan pengalaman yang berharga tentang kondisi terumbu karang dan ancaman yang dihadapinya. Selain itu, masyarakat memiliki akses langsung ke area terumbu karang dan dapat melakukan tindakan langsung untuk melindunginya.
Contoh Kegiatan Masyarakat
Ada berbagai kegiatan yang dapat dilakukan oleh masyarakat untuk mendukung konservasi terumbu karang, di antaranya:
- Pengumpulan Sampah Laut:Sampah plastik dan sampah lainnya yang dibuang ke laut dapat merusak terumbu karang. Masyarakat dapat berperan aktif dalam membersihkan pantai dan laut dari sampah, sehingga terumbu karang terhindar dari kerusakan.
- Penanaman Mangrove:Mangrove berperan penting dalam melindungi terumbu karang dari erosi dan sedimentasi. Masyarakat dapat terlibat dalam program penanaman mangrove di sekitar terumbu karang untuk memperkuat ekosistem pantai dan melindungi terumbu karang.
- Patroli Laut:Masyarakat dapat berpatroli di sekitar terumbu karang untuk mencegah aktivitas penangkapan ikan yang merusak, seperti penggunaan bom ikan atau sianida. Patroli laut dapat dilakukan secara mandiri atau bekerja sama dengan kelompok masyarakat lainnya.
Program Edukasi dan Pelatihan
Peningkatan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya terumbu karang dan cara melindunginya sangat penting. Program edukasi dan pelatihan dapat dilakukan melalui:
- Sosialisasi dan Penyuluhan:Melalui kegiatan sosialisasi dan penyuluhan, masyarakat dapat diinformasikan tentang pentingnya terumbu karang, ancaman yang dihadapinya, dan cara untuk melindunginya.
- Workshop dan Pelatihan:Workshop dan pelatihan dapat memberikan pengetahuan dan keterampilan praktis kepada masyarakat tentang cara melakukan konservasi terumbu karang, seperti teknik penanaman karang, pengumpulan data, dan pemantauan kondisi terumbu karang.
- Program Edukasi di Sekolah:Edukasi tentang terumbu karang dapat dilakukan sejak dini di sekolah-sekolah. Dengan cara ini, generasi muda dapat diajarkan tentang pentingnya terumbu karang dan peran mereka dalam melindunginya.
“Terumbu karang adalah warisan kita untuk generasi mendatang. Kita harus menjaga kelestariannya agar anak cucu kita masih bisa menikmati keindahan dan manfaatnya.”- [Nama Tokoh Masyarakat]
Pemungkas: Upaya Konservasi Ekosistem Terumbu Karang Di Indonesia
Konservasi terumbu karang di Indonesia membutuhkan upaya kolaboratif dari berbagai pihak. Pengembangan teknologi ramah lingkungan, edukasi masyarakat, dan penegakan hukum yang tegas menjadi kunci keberhasilan. Melalui kesadaran dan partisipasi aktif seluruh elemen masyarakat, terumbu karang Indonesia dapat terjaga keindahannya dan terus memberikan manfaat bagi kehidupan manusia dan kelestarian alam.