berita harian terupdate prabowo subianto humanis, tegas, berani
Berita  

Manuver Terakhir Parpol Menjelang Pendaftaran Pilkada 2024, KIM Ambyar

Manuver Terakhir Parpol Menjelang Pendaftaran Pilkada 2024, KIM Ambyar

Rabu, 28 Agustus 2024 – 05:30 WIB

Jakarta, VIVA – Partai Golkar memutuskan mencabut dukungan untuk Andra Soni – Dimyati Natakusumah di Pilgub Banten. Dengan pencabutan dukungan dari Golkar, juga berarti partai berlambang pohon beringin itu tidak ada dalam KIM Plus untuk Pilkada Banten.

Baca Juga :

PDIP Siap Usung Risma di Pilgub Jatim, PKB Masih Teka Teki

Pada hari pertama pendaftaran pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Pilkada 2024, Golkar berbalik arah dan mengusung kader mereka sendiri, Airin Rachmi Diany sebagai calon gubernur Banten.

Andra-Dimyati sebenarnya diusung oleh Koalisi Indonesia Maju atau KIM Plus. Di bawah kepemimpinan Ketua Umum Golkar Bahlil Lahadalia, keputusan partai awalnya mengarah pada pasangan ini. Namun akhirnya, pada Selasa 27 Agustus 2024, Golkar memutuskan memberikan dukungan untuk Airin.

Baca Juga :

Anies Gagal Berlayar di Pilgub Jakarta, Brigadir Putri Cikita Sudah Minta Maaf

PKS saat serahkan SK dukungan untuk pasangan Andra Soni-Dimyati Natakusumah.

PKS saat serahkan SK dukungan untuk pasangan Andra Soni-Dimyati Natakusumah.

Di Pilkada Banten, Golkar keluar dari KIM Plus dan berkoalisi dengan PDIP. Hal ini dikarenakan wakil gubernur Airin adalah Ade Sumardi yang merupakan Ketua DPD PDIP Banten. Sementara itu, pasangan calon lawan Airin-Ade, yakni Andra-Soni diusung oleh Gerindra, PKS, Demokrat, Nasdem, PKB, PAN, PPP, dan PSI.

Baca Juga :

Golkar Alihkan Dukungan kepada Airin-Ade di Pilkada Banten, Andra-Dimyati Merasa ‘Di-prank’

Airin-Ade didukung oleh Golkar, PDIP, Partai Buruh, Partai Gelora, Partai Ummat, dan PKN. Ketua Umum Golkar, Bahlil Lahadalia, mengaku bahwa Presiden terpilih Prabowo Subianto tidak mempersoalkan perbedaan dukungan di pilkada.

“Bapak Prabowo dalam beberapa kesempatan menyampaikan, menyerahkan semuanya kepada partai-partai koalisi untuk menentukan sikap politiknya, meskipun terjadi perbedaan pilihan dalam pilkada,” ujar Bahlil dalam konferensi pers di DPP Partai Golkar, Jakarta Barat, Selasa, 27 Agustus 2024.

Hal yang sama terjadi di Pilkada Tangerang Selatan. Partai Keadilan Sejahtera atau PKS, memutuskan menarik dukungannya dari Ahmad Riza Patria – Marshel Widianto. Mereka mundur dari pasangan calon yang diusung oleh partai-partai dalam KIM. Mantan Presiden PKS, Tifatul Sembiring, menyatakan bahwa partainya menarik dukungan dari Riza-Marshel.

“Insya Allah PKS akan mengusung pasangan Ruhama-Shinta di Pilkada Tangerang Selatan, mengalihkan dari sebelumnya yang mendukung Riza-Marshel. Terima kasih atas saran dari semua teman,” kata Tifatul dalam akun x @tifsembiring, dilihat pada Senin, 26 Agustus 2024.

Pakar politik dari Ipsos Indonesia, Arif Nurul Imam

Pakar politik dari Ipsos Indonesia, Arif Nurul Imam

Analis politik, Arif Nurul Imam, mengatakan bahwa salah satu faktor dalam perubahan tersebut tentu saja adalah keputusan Mahkamah Konstitusi yang menurunkan threshold atau ambang batas pengajuan calon. Sehingga partai seperti PDIP dan banyak partai lainnya bisa mengajukan calon mereka sendiri.

“Faktor lainnya saya kira adalah partai politik yang merencanakan ulang strategi mereka berdasarkan situasi politik dan potensi kemenangan. Misalnya, mengapa Golkar di Banten mendukung Airin, selain karena kader juga memiliki elektabilitas tinggi sehingga mereka mau mendukung kadernya,” jelas Arif kepada VIVA pada Rabu, 28 Agustus 2024.

Situasi yang terjadi di Pilgub Banten dan Tangerang Selatan, menurut Arif, tidak semua daerah dalam KIM mengalami pemecahan. Namun demikian, tidak semua daerah dalam KIM juga bisa berkoalisi. Menurutnya, KIM hanya terpecah dalam beberapa pilkada.

Sementara itu, dalam Pilgub Jakarta, situasinya tidak sama dengan yang terjadi di Banten. Apalagi yang diusung adalah kader partai yakni Ridwan Kamil. Selain itu, faktor politik nasional juga turut berpengaruh.

“Selain itu, dalam konteks Pilkada Jakarta, sangat erat kaitannya dengan relasi konteks politik nasional sehingga kemungkinan pecah kongsi KIM di Pilkada Jakarta sangat kecil,” jelas Direktur Eksekutif Skala Data Indonesia tersebut.

Arif juga menambahkan bahwa dalam pilkada dan pilpres, situasi politik tidak selalu sama. Yang diharapkan oleh KIM dengan membangun koalisi dari pilpres hingga pilkada, adalah semangat kebersamaan. Namun demikian, hal tersebut tidak selalu terwujud di berbagai daerah karena adanya situasi tertentu yang mungkin tidak memungkinkan KIM bersatu dalam pilkada saat ini.

“Tidak selalu relevan dalam konteks politik lokal. Misalnya, dalam beberapa pilkada, KIM tidak selalu bersama,” ujarnya.

“Dari sisi politik lokal, tergantung pada dinamika politik lokal. Sehingga, politik lokal tidak selalu selaras dengan politik nasional,”.

Halaman Selanjutnya

Hal yang sama terjadi di Pilkada Tangerang Selatan. Partai Keadilan Sejahtera atau PKS, memutuskan menarik dukungannya dari Ahmad Riza Patria – Marshel Widianto. Mereka mundur dari pasangan calon yang diusung oleh partai-partai dalam KIM. Mantan Presiden PKS, Tifatul Sembiring, menyatakan bahwa partainya menarik dukungan dari Riza-Marshel.

Halaman Selanjutnya