Kamis, 1 Agustus 2024 – 04:23 WIB
Jakarta, VIVA – Kematian pemimpin kelompok pejuang Hamas, Ismail Haniyeh menjadi perhatian dunia internasional termasuk publik di Indonesia. Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina (ARI-BP) mengekspresikan duka yang mendalam atas tewasnya Ismail yang diduga dibunuh oleh Israel.
ARI-BP menganggap Ismail sebagai pejuang kemerdekaan Palestina. ARI-BP juga mengutuk keras tindakan zionis Israel.
Ketua Dewan Pengarah ARI-BP, Prof Din Syamsuddin mengajak umat muslim untuk melaksanakan salat ghaib bersama setelah salat Jumat pada 2 Agustus 2024. Dia juga menyampaikan agar umat agama lain dapat beribadah sesuai dengan keyakinan masing-masing.
“Menyerukan umat Islam khususnya untuk melakukan salat ghaib, khususnya setelah salat Jumat besok, di seluruh masjid di Indonesia, dan pada umat agama lain silakan berdoa menurut caranya masing-masing,” kata Prof Din saat jumpa pers di kawasan Jatinegara, Jakarta, Rabu malam, 31 Juli 2024.
Prof Din juga mengajak para pendukung ARI-BP untuk terus menyuarakan kemerdekaan Palestina dari Israel. Saat jumpa pers, Din juga menerima telepon dari Wakil Presiden Republik Indonesia ke-10 dan ke-12, Jusuf Kalla atau JK.
Melalui telepon, JK menyampaikan turut berduka cita atas meninggalnya Ismail Haniyeh.
“Dalam kesempatan ini kita semua umat Islam di dunia merasakan duka cita mendalam, innalillahiwainnailaihirojiun atas kematian Ismail Haniyeh,” kata JK.
Menurut JK, usaha Haniyeh dalam memperjuangkan kemerdekaan rakyat Palestina dari Israel sangat didukung luas. Dia juga mendoakan agar almarhum Haniyeh mendapat tempat terbaik di sisi-Nya.
“Untuk umat Palestina semoga mendapat perlindungan Allah Subhanahu wa ta’ala,” ujar JK.
JK juga mengingat pertemuan dengan Haniyeh di Doha, Qatar pada Jumat, 12 Juli 2024. Saat itu, mereka membahas situasi Israel dan Hamas. “Beliau ini orang baik dan pintar,” ungkap JK.
Sementara itu, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional, Prof Sudarnoto Abdul Hakim mengatakan, kematian Haniyeh menunjukkan bahwa Israel tidak mempedulikan keputusan Mahkamah Internasional (ICJ).
Dia juga menyoroti sikap Israel yang seolah-olah tidak ambil pusing terhadap fakta yang ada. Lebih dari 23 negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah mengakui kedaulatan negara Palestina.
“Oleh karena itu bagi kita di Indonesia, penting sekali atas nama pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, bahwa penjajahan harus dihapuskan dari bumi,” jelasnya.