Sabtu, 29 Juni 2024 – 11:59 WIB
VIVA – Calon presiden Amerika Serikat (capres AS) dari partai Republik, Donald Trump menyebut rivalnya Joe Biden sebagai ‘Orang Palestina yang Buruk’ karena kritiknya kepada Israel.
Baca Juga :
Dampak Perang di Gaza, Lebih dari 625.000 Siswa Kehilangan Akses Pendidikan
Hal tersebut disampaikan Trump dalam Debat Capres AS 2024 yang dipandu oleh CNN di Atlanta, Georgia, Kamis, 27 Juni 2024 waktu setempat.
Selama perdebatan panjang mengenai kebijakan luar negeri, Biden menguraikan dorongan pemerintahannya untuk gencatan senjata dalam pertempuran antara Israel dan Hamas.
Baca Juga :
PBB Sebut Israel Setuju Pulihkan Aliran Listrik di Gaza Selatan
Biden berpendapat bahwa Hamas adalah pihak yang menghalangi tercapainya kesepakatan, namun hal itu justru dibantah Trump.
Baca Juga :
Belanda Murka Mossad Mata-matai ICC, Dubes Israel Dipanggil
“Israel adalah satu-satunya. Dan Anda harus membiarkan mereka pergi dan membiarkan mereka menyelesaikan pekerjaannya. Dia tidak ingin melakukannya,” kata Trump dilansir The Hill, Sabtu, 29 Juni 2024.
“Dia menjadi seperti orang Palestina, tapi hei, jangan menyukainya karena dia orang Palestina yang sangat buruk. Dia orang yang lemah,” tambah Trump.
“Saya belum pernah mendengar kebodohan sebanyak ini,” jawab Biden.
Sementara Joe Biden mengklaim secara keliru bahwa semua pihak kecuali Hamas telah menyetujui proposal gencatan senjatanya dan bahwa ia telah mendapatkan kesepakatan menyeluruh mengenai rencana tiga tahapnya untuk mengakhiri perang, termasuk dari Israel.
“Semua orang mulai dari Dewan Keamanan PBB, hingga G7 hingga Israel dan Netanyahu telah mendukung rencana yang saya ajukan,” kata Biden.
“Satu-satunya yang ingin perang terus berlanjut adalah Hamas,” sambungnya
Dia menegaskan kembali pendapatnya bahwa Hamas telah “sangat dilemahkan” oleh Israel, dan menambahkan bahwa kelompok tersebut “harus dilenyapkan”.
Biden juga mencatat bahwa dia adalah presiden pertama yang tidak memiliki tentara yang berisiko di luar negeri.
Sedangkan Trump menggambarkan penarikan Biden dari Afghanistan sebagai “momen paling memalukan dalam sejarah AS” dan mengatakan hal itu mendorong Rusia untuk menyerang Ukraina.
Rasis
Terpisah, Direktur Muslim Amerika untuk Palestina, Ayah Ziyadeh mengatakan kepada Al Jazeera bahwa komentar Trump yang menyebut Biden ‘Orang Palestina yang buruk’ adalah pernyataan sangat rasis.
“Menggunakan bahasa Palestina sebagai hinaan menunjukkan betapa dalamnya rasisme yang ada di sini,” kata Ziyadeh.
Meskipun kebijakan luar negeri dan Timur Tengah dirujuk berkali-kali selama debat, ketika protes pro-Palestina diadakan di dekat lokasi tersebut, penderitaan warga Palestina dan jumlah korban akibat kampanye Israel di Gaza – yang telah menewaskan lebih dari 37.700 orang sejak bulan Oktober – mendapat perhatian khusus.
Baik Biden, yang berada di bawah tekanan dari basis Demokrat atas dukungan kuatnya terhadap sekutunya Israel, maupun Trump “Tidak cocok untuk mewakili komunitas Palestina dan Arab di Amerika Serikat,” kata Ziyadeh.
“Tidak hanya Muslim dan Arab-Amerika yang memutuskan bahwa mereka tidak ingin berkomitmen pada Biden atau memilihnya kembali karena sikapnya yang terus berlanjut dan memicu genosida Israel di Gaza. Namun masyarakat Amerika secara luas juga telah berubah dan hal ini menjadi salah satu masalah terbesar yang berdampak pada pemilu mendatang,” katanya.
Profesor di Institut Studi Pascasarjana Doha, Tamer Qarmout, menilai perdebatan tersebut menyoroti bagaimana Partai Demokrat dan Republik telah kehilangan keinginan mereka untuk mengakhiri perang dan mendukung pembentukan negara Palestina.
“Bagi kedua kandidat, tidak ada visi nyata untuk mengakhiri konflik ini. Ini adalah diskusi yang sangat dangkal dan tidak berpusat pada penyelesaian konflik,” katanya kepada Al Jazeera.
Halaman Selanjutnya
“Saya belum pernah mendengar kebodohan sebanyak ini,” jawab Biden.