Selasa, 14 Mei 2024 – 21:50 WIB
Serpong – Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Benyamin Davnie menyoroti masalah kekerasan terhadap mahasiswa Katolik Universitas Pamulang (Unpam) yang sempat viral. Mahasiswa Katolik Unpam sempat mengalami kekerasan saat menjalankan ibadah doa rosario di rumah kontrakan.
Baca Juga :
Bey Machmudin Minta ICMI Arahkan Mahasiswa KKN Ikut Tangani Stunting
Benyamin menggelar pertemuan dengan Warga Babakan, Kecamatan Setu, dan mahasiswa Katolik Unpam. Pertemuan itu dilakukan di Rumah Dinas Wali Kota Tangsel, Serpong, Selasa, 14 Mei 2024.
Benyamin menjelaskan bahwa pertemuan tersebut menunjukkan Tangsel sebagai kota yang aman dan nyaman untuk semua suku dan agama. Menurutnya, persoalan yang terjadi murni merupakan kesalahpahaman antara kedua belah pihak.
Baca Juga :
Universitas Mercu Buana Resmikan Students Learning And Support Centre
“Kami (Pemkot Tangsel) berterima kasih kepada semua yang sudah berkenan hadir di Rumah Dinas Wali Kota. Dan, tentunya saya bersama Forkopimda mengapresiasi kehadiran semua di tempat ini. Turut hadir juga dari Persaudaraan Timur Raya (PETIR), Camat Setu dan Lurah Babakan,” kata Benyamin.
Bagi Benyamin, suasana kondusifitas yang telah terbangun di Tangsel adalah hasil usaha semua pihak tanpa terkecuali. Oleh karena itu, ia menegaskan bahwa tidak ada lagi hal-hal yang dapat merusak keberagaman di Tangsel.
Baca Juga :
Surat Kabar Bild Digugat Setelah Tuduh Dosen-dosen di Jerman Sebarkan Anti-Semit
Dia menyatakan bahwa pertemuan ini juga mencerminkan semangat kedamaian dan toleransi dalam menyelesaikan masalah yang melibatkan berbagai pihak. Benyamin berharap langkah-langkah konstruktif akan terus dilakukan untuk memperkuat kerukunan dan menciptakan lingkungan yang harmonis serta kondusif di Tangsel.
“Kita semua saling meminta maaf dan memberi maaf, karena kita adalah anak bangsa. Di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung,” lanjut Benyamin.
“Sama, kita juga berharap, ini adalah pelajaran yang sangat berharga dalam kehidupan kita. Dan ini tidak boleh terulang lagi,” tuturnya.
Ketua RW 02 Poncol, Babakan, Marat pun meminta maaf atas insiden kekerasan yang sempat menghebohkan beberapa waktu lalu. Ia menyatakan bahwa dari peristiwa tersebut terdapat pembelajaran untuk masa depan agar wilayahnya dapat menjadi lebih baik lagi.
“Saya sebagai ketua RW mewakili warga memohon maaf atas kejadian kemarin. Semoga ini menjadi pembelajaran untuk ke depan, sehingga kejadian seperti ini tidak terulang lagi. Pasti ada hikmah di masa depan,” jelas Marat.
Sementara itu, perwakilan mahasiswa Unpam asal NTT, Kevin menyampaikan permohonan maaf atas kejadian yang terjadi.
“Kami memohon maaf, mari kita bersama-sama menciptakan Tangsel yang cerdas, Tangsel yang modern, Tangsel yang religius. Itulah harapan kita bersama,” ujarnya.
Selanjutnya, tokoh masyarakat NTT, Aloysius menekankan bahwa sebagai sesama anak bangsa yang terikat oleh Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika, kita harus saling menghargai. Ia mengajak semua pihak untuk menjauhi sikap intoleransi.
“Mari kita jauhkan perbedaan di antara kita. Kita harus satu hati, satu jiwa, satu rasa. Kita harus berkomunikasi dengan baik, meskipun berbeda agama, berbeda ras. Namun kita adalah satu, Republik Indonesia,” ujarnya.
Kemudian, perwakilan Persaudaraan Timur Raya (Petir) Semi Manape, mengatakan bahwa kejadian beberapa waktu lalu memiliki hikmah yang besar. Menurutnya, kasus ini tidak perlu diperpanjang.
“Setelah dari sini, kita tidak akan membahas lagi kejadian tersebut. Kita datang ke sini dengan satu tujuan, hati, dan pikiran yang sama, setelah dari sini, kita menjadi saudara,” ungkap Semi.
Halaman Selanjutnya
Sumber : istimewa