berita harian terupdate prabowo subianto humanis, tegas, berani
Berita  

Timnas Amin: Setop Tampilan Grafik Real Count Sirekap KPU, Pasti Timbulkan Pertanyaan

Timnas Amin: Setop Tampilan Grafik Real Count Sirekap KPU, Pasti Timbulkan Pertanyaan

Rabu, 6 Maret 2024 – 19:37 WIB

JakartaCo-captain Timnas Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar alias Cak Imin (Amin) Sudirman Said menyoroti langkah KPU yang menghentikan tampilan grafik pada real count di website Sirekap atau di web pemilu2024.kpu.go.id.

Baca Juga :

Sahroni Sarankan KPU Segera Audit Forensik Sirekap Buntut Banyak Masalah

Sudirman menjelaskan bahwa peristiwa itu akan menjadi banyak pertanyaan dari banyak pihak. Sebab, ketika ada penurunan server saja sudah langsung banyak perhatian dari masyarakat Indonesia.

“Ya itu pasti menimbulkan pertanyaan, up and down sistem dibuka ditutup lagi dan itu hanya memberi satu bukti bahwa memang terjadi kejanggalan,” ujar Sudirman kepada wartawan di Jakarta Selatan pada Rabu, 6 Maret 2024.

Baca Juga :

Prabowo Klaim Bakal Dilantik 20 Oktober 2024, Sahroni: Percaya Diri Boleh-boleh Saja

Real count KPU perolehan suara Pileg DPR RI, PSI raih 3,13 persen

Sudirman menjelaskan bahwa tayangan di website KPU itu hanya menampilkan sebuah gambar saja. Tetapi, di belakangnya ada sosok yang mengatur lewat sistem.

Baca Juga :

KPU Pamekasan Akui Larang Jurnalis Masuk Pantau Rekap Pemilu 2024

“Tayangan itu kan hanya frontline hanya wajah kan tapi di belakangnya ada mesin ada sistem ada orang ada policy ada tindakan-tindakan jadi kalau kita tidak yakin menampilkan wajah artinya ada banyak hal yang di belakang disembunyikan dan itu kembali sudah dibicarakan oleh banyak sekali pihak,” kata Sudirman.

Mantan Menteri ESDM itu mengatakan bahwa dia baru saja mendapatkan sebuah laporan dari petugas TPS yang mundur dari tugasnya. Sudirman mengklaim bahwa seseorang itu mundur karena banyak tekanan yang menimpa dirinya.

“Tadi saya dapat copy surat satu PPK, panitia pemilihan kecamatan, mundur tidak lagi bersedia melakukan kegiatan karena tidak sanggup, kenapa tidak sanggup karena mendapat tekanan-tekanan dari banyak pihak, itu secara kolektif mundur semua di satu kecamatan di kota Depok,” kata dia.

“Itu juga menjadi indikasi oh ternyata memang ada unsur-unsur yang memaksakan kehendaknya bahkan panitia resmi mengalami tekanan seperti itu, itu kan potret sangat mikro kan, kalau dipotret keseluruhan akan makin banyak,” imbuhnya.

Maka itu, Sudirman menjelaskan bahwa keadaan saat ini yakni pemilih yang ikut dalam kontestasi demokrasi itu bermasalah.

Sebelumnya diberitakan, Komisi Pemilihan Umum (KPU) menghentikan tampilan grafik dan angka yang menunjukkan perolehan suara sementara pada real count Sistem Rekapitulasi Informasi (Sirekap). Biasanya, perolehan suara dapat diakses publik melalui laman pemilu2024.kpu.go.id.

Komisioner KPU, Idham Holik mengatakan KPU saat ini hanya akan menampilkan foto formulir model C hasil penghitungan suara dari tempat pemungutan suara (TPS) yang diunggah kelompok penyelenggaraan pemungutan suara (KPPS).

“Kini kebijakan KPU hanya menampilkan bukti otentik perolehan suara peserta pemilu,” kata Idham kepada wartawan, Rabu, 5 Maret 2024.

Idham menyebut, model C hasil plano merupakan bukti otentik dari para petugas KPPS. Sebab, dalam proses penghitungannya disaksikan para saksi hingga pengawas.

“Ketika hasil pembacaan teknologi Sirekap tidak atau kurang akurat dan belum sempat diakurasi oleh uploader (KPPS) dan operator Sirekap KPU Kab/Kota akan jadi polemik dalam ruang publik yang memunculkan prasangka,” ungkap dia.

Dia pun melanjutkan, KPU akan tetap menampilkan formulir model C hasil plano sebagai bukti otentik. Terlebih fungsi utama dari situs pemilu2024.kpu.go.id yaitu sebagai tempat publikasi foto formulir model C hasil plano.

Idham pun menyoroti masyarakat yang lebih banyak melihat konversi data sirekap daripada memperhatikan formulir C hasil plano.

“(KPU) memberikan informasi yang akurat, karena selama ini foto formulir model C hasil jarang dilihat oleh pengakses Sirekap,” tuturnya dia.

Halaman Selanjutnya

“Tadi saya dapat copy surat satu PPK, panitia pemilihan kecamatan, mundur tidak lagi bersedia melakukan kegiatan karena tidak sanggup, kenapa tidak sanggup karena mendapat tekanan-tekanan dari banyak pihak, itu secara kolektif mundur semua di satu kecamatan di kota Depok,” kata dia.

Exit mobile version