Senin, 4 Maret 2024 – 12:29 WIB
Gaza – Cerita sedih dari Rania Abu Anza, seorang ibu Palestina, yang harus menghadapi kenyataan pahit karena kedua bayi kembarnya, Wesam dan Naeem, yang baru lahir beberapa minggu setelah perang Gaza, harus dimakamkan pada hari Minggu, 3 Maret 2024.
Dua anak yang meninggal tersebut adalah anak termuda dari 14 anggota keluarga yang sama, yang menurut otoritas kesehatan Gaza meninggal dalam serangan udara Israel di Rafah semalam.
Rania Abu Anza, memeluk salah satu bayi kembar itu, tubuh mungilnya dibalut dengan kain kafan putih, ia membelai pipi dan kepala anaknya saat hari pemakaman pada hari Minggu. Seorang pelayat memeluk bayi kedua di sampingnya, piyama biru pucat terlihat di balik kain kafan.
“Hatiku hancur,” tangis Abu Anza, suaminya juga tewas, saat pelayat mencoba menghiburnya. Dia menolak untuk melepaskan salah satu jenazah bayinya sebelum pemakaman. “Tinggalkan dia bersamaku,” katanya dengan suara pelan.
Kedua bayi kembar, laki-laki dan perempuan, termasuk lima anak yang tewas dalam serangan di sebuah rumah di Rafah, menurut kementerian kesehatan Gaza. Yang lebih menyedihkan lagi, Abu Anza mengungkapkan bahwa dia melahirkan anak-anak tersebut setelah menantikan selama 11 tahun pernikahan.
“Kami tidak tidur, kami tidak menembak, dan kami tidak berkelahi. Apa kesalahan mereka? Apa yang salah dengan mereka?,” ucap Abu Anza. “Bagaimana saya bisa melanjutkan hidup sekarang?”
Halaman Selanjutnya