Menurut Prabowo Subianto, untuk hal-hal yang strategis, pemerintah seharusnya menggunakan BUMN sebagai ujung tombak, dengan BUMN berperan sebagai pelaksana. Ia mencontohkan Singapura dan Tiongkok yang mampu melakukannya, dan percaya bahwa Indonesia juga harus mampu melakukannya.
Untuk itu, dia menekankan pentingnya merekrut manajer, insinyur, dan direksi yang kompeten di BUMN. Prabowo juga percaya bahwa di Indonesia pasti ada orang-orang yang memenuhi syarat untuk posisi tersebut, tetapi seringkali tidak diberikan kesempatan.
Menurut pengalaman Prabowo di tentara, ia percaya bahwa tidak ada prajurit yang buruk, hanya ada komandan yang buruk. Hal yang sama berlaku dalam organisasi lain, termasuk BUMN. Dengan kepemimpinan yang baik, ia yakin bahwa anak-anak muda dan profesional Indonesia mampu berkembang dan berhasil.
Prabowo juga menekankan pentingnya peran koperasi dalam ekonomi sebagai alat pemerataan dan motor swasembada. Dia memandang bahwa swasta, BUMN, dan koperasi seharusnya bergerak sejajar dan saling mendukung untuk mendorong ekonomi bangsa ke depan. Dia juga menyoroti perubahan dalam distribusi pupuk dari koperasi menjadi swasta dan dampak negatif yang timbul.
Prabowo memandang koperasi sebagai alat pemerataan dan motor swasembada yang potensial untuk memajukan Indonesia, namun menekankan bahwa hal ini memerlukan usaha sungguh-sungguh dan dianggap sebagai usaha nasional.
