Senin, 6 November 2023 – 00:32 WIB
Wakil Presiden Republik Indonesia (RI) ke-10 dan ke-12, Jusuf Kalla, mengungkapkan beberapa kendala yang dihadapi oleh Indonesia dalam membantu Palestina melawan penjajahan Israel. Menurutnya, jika Indonesia memberikan bantuan militer kepada Palestina untuk melawan serangan Israel, hal itu akan terhambat oleh posisi geografis dan sumber daya yang tersedia.
“Saya kira sulit juga, jauh sekali. Kalau militer kita jauh, kemudian juga kita juga tidak terlalu kuat untuk berperang besar seperti itu pada dewasa ini ya,” kata Jusuf Kalla usai Aksi Bela Palestina di kawasan Monas, Jakarta, Minggu, 5 November 2023.
Jusuf Kalla menambahkan, pada masa lalu, negara-negara seperti Mesir, Suriah, dan Yordania membantu Palestina secara militer. Namun, situasinya telah berubah sekarang. Karena sebelumnya negara-negara tersebut dapat turut serta karena dibantu oleh Rusia.
“Semua gerakan non-pemerintah (seperti di Libanon), karena mereka juga lemah secara militer dan secara ekonomi, negara-negara itu juga dibantu oleh Rusia. Tapi sekarang Rusia juga lemah, jadi sulit. Terkecuali dengan gerakan untuk kemanusiaan,” ungkap Jusuf Kalla.
Oleh karena itu, politisi senior Partai Golkar ini menyarankan agar Presiden Joko Widodo dapat mengambil tindakan diplomasi kemanusiaan yang lebih besar di dunia internasional.
“Indonesia harus melancarkan diplomasi kemanusiaan besar-besaran,” ujarnya.
Dalam orasinya di Aksi Bela Palestina, Jusuf Kalla juga mengimbau agar umat Islam dan agama lainnya bisa bersatu untuk menghentikan kekerasan di Palestina.
“Pagi ini kita semua prihatin, kita semua marah akan apa yang kita lihat, apa yang kita saksikan, yang terjadi. Karena itu marilah kita semua bersatu, paling sedikit mendoakan, membantu, dan memperjuangkan kemerdekaan Palestina, dan menghentikan semua kejahatan yang membinasakan serta pembunuhan besar-besaran di Palestina,” kata Jusuf Kalla.