Selama musim panas, negosiasi perdagangan antara Jepang dan Amerika Serikat masih berlangsung meskipun sebelumnya dilaporkan bahwa kesepakatan telah dicapai. Informasi terbaru mengungkapkan kemungkinan masuknya mobil-mobil Amerika ke pasar domestik Jepang dalam waktu dekat.
Toyota, salah satu produsen mobil terkemuka, telah menyatakan bahwa mereka sedang mempertimbangkan untuk mengimpor model mobil buatan Amerika ke Jepang. Meskipun belum ada konfirmasi mengenai model konkret yang akan diimpor, Toyota sedang melakukan eksplorasi atas opsi tersebut.
Selain Toyota, produsen mobil lain seperti Nissan juga tengah mempertimbangkan untuk mengimpor kendaraan buatan AS seperti Murano dan Pathfinder ke Jepang. Hal ini dipicu oleh permintaan akan kendaraan yang lebih besar di negara tersebut.
Namun, Nissan memiliki kendala selain masalah tarif, yaitu masalah finansial yang signifikan. Ini menyebabkan perusahaan ini harus melakukan berbagai pemangkasan termasuk menutup pabrik dan melakukan pemotongan karyawan dalam jumlah besar. Untuk mengatasi situasi ini, Nissan telah mengganti CEO-nya dan menugaskan Ivan Espinosa sebagai pengarah baru untuk memperbaiki keadaan.
Salah satu masalah yang dihadapi Nissan adalah kurangnya pemanfaatan pabrik-pabriknya di Amerika Serikat. Nissan tengah mempertimbangkan untuk membangun truk pickup merek lain di pabriknya di Mississippi untuk mengoptimalkan pemanfaatan pabrik tersebut. Jika kolaborasi dengan Honda atau Mitsubishi tidak berhasil, Nissan akan meningkatkan produksi kendaraan mereka sendiri dan mengimpornya kembali ke Jepang.
Pada kunjungan Presiden AS Donald Trump ke Asia, para produsen mobil Jepang diharapkan akan menyampaikan rencana mereka. Sementara itu, Jepang sedang merumuskan rencana untuk mempermudah impor kendaraan buatan AS dengan memperhatikan proses sertifikasi keselamatan yang lebih mudah.
Perlu diingat bahwa pada bulan Juli, kedua negara telah mencapai kesepakatan perdagangan yang mengurangi tarif impor Jepang ke AS sebesar 15 persen dari sebelumnya 25 persen. Dalam kesepakatan tersebut, Jepang juga setuju untuk menginvestasikan $550 juta di Amerika Serikat.












