Ketegangan antara Iran dan Israel kembali mencapai puncak saat Iran melancarkan serangan balistik terhadap wilayah pendudukan Israel sebagai respons terhadap operasi militer Israel sebelumnya yang dikenal sebagai Operation Rising Lion. Serangan ini menjadi salah satu eskalasi terbesar dalam konflik Iran-Israel dalam beberapa tahun terakhir. Iran meluncurkan rudal dari ibu kota Teheran dan Kermanshah, kota strategis di wilayah barat Iran yang berbatasan langsung dengan Irak, mengarahkan secara presisi ke beberapa fasilitas militer utama Israel. Serangan ini merupakan pembalasan terukur terhadap serangan udara Israel yang menghantam lokasi sensitif milik Iran, termasuk pusat penelitian nuklir dan pos militer.
Serangan Israel sebelumnya menyebabkan kerusakan parah dan menimbulkan korban besar di pihak Iran. Serangan ini menewaskan lebih dari 70 orang dan melukai sedikitnya 320 orang lainnya, termasuk tokoh penting militer dan ilmuwan yang terlibat dalam program nuklir Iran. Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Seyyed Ali Khamenei, mengecam tindakan Israel dan menyatakan bahwa serangan balasan Iran sebagai peringatan bahwa setiap agresi akan dibalas setimpal. Militer Iran meluncurkan Operasi True Promise 3, menargetkan fasilitas militer vital Israel, termasuk Pangkalan Udara Nevatim. Selama serangan, beberapa tentara Israel mengalami luka-luka meskipun berhasil mencegat sebagian rudal, namun kerusakan signifikan terjadi di lapangan.
Serangan balasan dari Israel menyebabkan sedikitnya sembilan orang terluka dan memicu serangan balasan Israel yang tercepat dalam beberapa dekade terakhir. Kekhawatiran di kalangan komunitas internasional muncul, dengan banyak negara yang menyerukan deeskalasi dan mencegah konflik berkembang menjadi perang terbuka berskala besar. Konflik Iran-Israel semakin berbahaya dan masyarakat dunia berharap upaya diplomasi dapat meredakan ketegangan yang menimbulkan risiko perang langsung di Timur Tengah.
