Serat karbon tidak akan dilarang di Eropa. Keputusan tersebut diambil setelah pertemuan antara Parlemen Eropa dan Motor1 Italia pada hari Selasa. Sebelumnya, serat karbon masuk dalam daftar bahan berbahaya yang akan dilarang digunakan dalam konstruksi mobil pada tahun 2029. Namun, setelah dilakukan amandemen pada bulan Januari, serat karbon dihapus dari daftar tersebut.
Penambahan serat karbon dalam daftar bahan berbahaya Uni Eropa dilakukan untuk mengatur siklus akhir masa pakai kendaraan, termasuk proses daur ulang dan pembuangan. Namun, kekhawatiran muncul terkait risiko serat karbon menyebabkan bahaya bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Meskipun demikian, Uni Eropa menyadari bahwa manfaat serat karbon sebagai bahan konstruksi jauh lebih besar daripada potensi kerugian lingkungan.
Industri otomotif sangat bergantung pada penggunaan serat karbon. Produsen terkemuka seperti McLaren, Lamborghini, Pagani, Ferrari, dan Koenigsegg menggunakan bahan ini dalam konstruksi kendaraan mereka. Larangan penggunaan serat karbon dapat berdampak besar pada industri ini, termasuk pada kendaraan listrik yang menggunakan bahan tersebut untuk mengurangi bobot dan meningkatkan efisiensi. Teknologi serat karbon pertama kali digunakan dalam mobil Formula 1 McLaren MP4/1 tahun 1981 dan mulai diterapkan dalam mobil produksi seperti Jaguar XJR-15.
Dengan keputusan untuk tidak melarang serat karbon di Eropa, industri otomotif dapat terus memanfaatkan keunggulan bahan ini dalam menghasilkan kendaraan yang lebih ringan dan efisien. Keberlanjutan penggunaan serat karbon diharapkan tetap berlanjut dalam konstruksi kendaraan masa depan.