Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) melakukan pemantauan langsung terhadap sidang dugaan pelanggaran etik yang melibatkan eks Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Selatan, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Bintoro, beserta kawan-kawannya. Mohammad Choirul Anam, Komisioner Kompolnas, menyatakan bahwa transparansi dalam proses tersebut sangat penting untuk mengungkapkan kasus secara jelas. Proses penanganan yang lambat, dugaan aliran dana, dan keterlibatan berbagai pihak baik dari internal kepolisian maupun eksternal menjadi fokus utama dalam kasus ini. Kompolnas berharap semua fakta bisa diungkap dengan jelas dan terperinci.
Anam juga memuji komitmen Polda Metro Jaya dalam menangani kasus ini serta berkomunikasi dengan Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Metro Jaya. Sementara AKBP Bintoro membantah tuduhan pemerasan sebesar Rp20 miliar yang dialamatkan kepadanya. Kasus yang melibatkan tersangka pembunuhan, Arif Nugroho alias Bastian dan Muhammad Bayu Hartanto, telah ditindaklanjuti dengan serangkaian laporan yang sedang dalam proses hukum di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Bintoro menegaskan bahwa tuduhan tersebut adalah fitnah semata.
Dengan demikian, kasus ini semakin menjadi sorotan publik karena melibatkan anggota kepolisian yang diduga terlibat dalam aksi pemerasan. Semua pihak berharap agar proses hukum berjalan dengan transparan dan akuntabel untuk memberikan kejelasan atas peristiwa yang terjadi.
