Asal Usul Cap Go Meh & Tradisi Meriah di Indonesia

Cap Go Meh adalah perayaan penting dalam budaya Tionghoa yang menandai akhir dari rangkaian Tahun Baru Imlek. Diperingati pada hari ke-15 dalam kalender Lunar, Cap Go Meh berasal dari tradisi Tiongkok kuno yang telah diwariskan turun-temurun selama berabad-abad. Festival ini menjadi momen untuk bersama-sama merayakan harapan, keberuntungan, dan doa untuk tahun yang lebih baik.

Perayaan Cap Go Meh pada tahun 2025 dirayakan dengan semarak di berbagai negara, termasuk Indonesia. Tradisi ini melibatkan beragam acara meriah seperti pertunjukan barongsai, tarian naga, atraksi wushu, dan pemasangan lampion yang menerangi malam dengan warna-warni yang indah.

Asal usul Cap Go Meh sendiri memiliki makna mendalam dalam budaya Tionghoa. Dalam bahasa Hokkien, “Cap Go Meh” artinya “malam ke-15,” yang merujuk pada bulan purnama pertama di tahun baru. Perayaan ini menjadi simbol harapan, keberuntungan, dan doa untuk kehidupan yang lebih baik. Cap Go Meh juga dikenal dengan sebutan Yuan Xiao Jie atau Shang Yuan Jie dalam bahasa Mandarin, yang artinya Festival Lentera atau Lantern Festival.

Di Indonesia, perayaan Cap Go Meh diwarnai dengan berbagai tradisi khas. Kirab budaya, arak-arakan Toapekong, pesta kuliner khas Cap Go Meh, ritual Tatung di Singkawang, pertunjukan barongsai dan liong, serta tradisi Ci Suak di Semarang menjadi bagian dari perayaan yang berlangsung meriah. Setiap tradisi tersebut menggambarkan kekayaan budaya dan spiritualitas yang melekat pada perayaan Cap Go Meh di Indonesia.

Exit mobile version