Pada Sabtu malam, 4 Januari 2025, Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, merilis video yang menampilkan seorang sandera Israel di Gaza yang menyampaikan rasa frustasinya terhadap pemerintah dan militer Israel karena dianggap mengabaikan nasibnya. Sandera tersebut adalah Liri Albaj, seorang wanita berusia 19 tahun, yang telah ditawan di Gaza selama 450 hari. Dalam rekaman tersebut, ia mengungkapkan bahwa kehidupannya terhenti dan ia merasa terisolasi di tengah penderitaan. Sandera tersebut juga menyatakan bahwa para sandera tidak dianggap sebagai prioritas oleh pemerintah atau militer Israel, dan merasa bahwa dunia mulai melupakan mereka dan tidak peduli dengan kesulitan yang mereka hadapi.
Sandera Israel tersebut, bersama rekannya yang terluka parah akibat operasi militer yang berlangsung, menjalani situasi yang menyeramkan dan bergantung pada penarikan militer untuk keselamatan mereka. Mereka menghadapi ketidakpastian dan kegelapan di tengah perayaan tahun baru yang dirayakan oleh dunia. Di tengah konflik ini, Hamas telah memulai kembali perundingan tidak langsung dengan Israel di Qatar untuk mencapai gencatan senjata, penarikan pasukan Israel dari Gaza, dan pemulangan para pengungsi.
Meski upaya mediasi oleh AS, Mesir, dan Qatar gagal karena penolakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk menghentikan perang, konflik antara Israel dan Hamas terus berlanjut. Lebih dari 10.300 tahanan Palestina ditahan oleh Israel, sementara Hamas juga menahan sekitar 100 tawanan Israel di Gaza. Hamas juga melaporkan bahwa puluhan tawanan telah tewas dalam serangan udara Israel yang tidak berpihak. Situasi ini menjadi semakin tegang dan kompleks dengan ketegangan antara kedua belah pihak yang terus berlanjut.