Sejumlah partai politik, seperti Golkar, Gerindra, dan PAN, telah secara terang-terangan menyatakan kesiapan mereka untuk menerima Presiden RI ke-7 Joko Widodo sebagai anggota partai. Langkah ini diambil setelah Jokowi dan keluarganya diberhentikan oleh PDIP dalam waktu yang lalu.
Arif Nurul Imam, seorang pengamat politik dan Direktur Eksekutif Skala Data Indonesia, mengungkapkan bahwa pemecatan Jokowi oleh PDIP adalah langkah tegas yang diambil oleh partai tersebut. Menurut Arif, tindakan ini menunjukkan ketegasan PDIP dalam menjaga konsistensi partai mengingat langkah politik yang diambil oleh Jokowi tidak selaras dengan PDIP.
Setelah tidak lagi menjadi kader PDIP, Arif yakin Jokowi akan mencari langkah politik baru. Namun, Arif menyatakan bahwa tawaran yang diberikan oleh partai lain belum sepenuhnya konkret. Meskipun dia diajak untuk bergabung, belum ada tawaran posisi yang jelas disiapkan untuk Jokowi.
Arif menekankan bahwa memperoleh posisi strategis di partai baru tidak akan mudah bagi Jokowi. Partai-partai yang sudah mapan kemungkinan besar tidak akan dengan mudah memberikan jabatan strategis. Namun demikian, partai seperti PAN, Gerindra, dan Golkar tetap memerlukan proses negosiasi jika Jokowi memutuskan untuk bergabung dan menginginkan posisi tertentu.
Dalam konteks ini, Arif mencatat bahwa sinyal-sinyal yang diberikan oleh partai kepada Jokowi saat ini masih dalam tahap ajakan tanpa penawaran posisi strategis yang jelas. Perlu ada pembicaraan lebih lanjut untuk menentukan hal tersebut.