berita harian terupdate prabowo subianto humanis, tegas, berani
Berita  

Demonstran Massal Mendukung Rektor UP Diduga Pelecehan Dengan Membawa Spanduk ‘Stop Kriminalisasi Rektor’

Demonstran Massal Mendukung Rektor UP Diduga Pelecehan Dengan Membawa Spanduk ‘Stop Kriminalisasi Rektor’

Rabu, 28 Februari 2024 – 15:03 WIB

Jakarta – Sejumlah orang mengadakan aksi untuk mendukung Prof. ETH, Rektor Universitas Pancasila (UP), Rabu (28/2/2024). Mereka memberikan orasi di depan gerbang kampus. Para massa membawa poster yang memberikan dukungan kepada ETH yang diduga terlibat dalam kasus pelecehan seksual.

Baca Juga :

Anggota KPPS di Kalibata Jaksel Jadi Korban Pelecehan Pengawas TPS Usai Pencoblosan Pemilu

Isi dari poster tersebut antara lain ‘#Kami Bersama Prof. Edie dan #Stop Kriminalisasi Rektor’. Mereka menuntut agar tindakan kriminalisasi terhadap ETH dihentikan karena belum ada bukti yang menyatakan kesalahannya.

“Kami menuntut agar kriminalisasi terhadap rektor dihentikan. Kedua, isu pelecehan seksual hanya dipolitisasi menjelang pemilihan rektor. Kami bersama rektor. Prof. Edie adalah rektor yang berprestasi,” kata seorang orator, Rabu (28/2/2024).

Baca Juga :

Yayasan UP Tegaskan Kasus Pelecehan Seksual oleh ETH Tak Berkaitan dengan Pemilihan Rektor

Demo tandingan mendukung Prof ETH di depan kampus Universitas Pancasila

Photo :

  • VIVA.co.id/Galih Purnama (Depok)

Informasi yang diterima menyatakan bahwa kelompok orang tersebut adalah massa yang dibayar. Meskipun belum jelas siapa mereka dan siapa yang membayar mereka, namun diduga bahwa demo tersebut merupakan aksi tandingan dari demo mahasiswa UP sebelumnya.

Baca Juga :

Mahasiswa Demo Rektor UP Terduga Pelaku Pelecehan Seksual, Ini 4 Tuntutannya!

“Tadi ada buzzer di kampus, pendemo bayaran seperti itu mendukung ETH,” kata salah satu mahasiswa UP.

Dia yakin bahwa para pendemo tersebut adalah massa bayaran berdasarkan pesan WhatsApp yang beredar.

“yu demo cukup 2 jam. Titik kumpul: Universitas Pancasila. Start jam 8 pagi bos sampai jam 10 pagi saja, sisanya kita makan baso bersama. Usia 16-35 tahun, pria wanita bebas. Mengenakan baju hitam. Bayaran Rp 40.000 tunai. Tidak ada makanan & transportasi karena hanya 2 jam saja. Yang ingin ikut langsung bergabung ke grup,” isi pesan yang diterima.

Setelah mengetahui hal tersebut, mahasiswa UP berhasil mengetahui salah satu pendemo yang mengakui bahwa dia dibayar. Dalam rekaman video, seorang pendemo mengaku menerima bayaran Rp 50.000.

“Berapa yang kau dapat untuk melakukan aksi seperti ini,” tanya orang yang merekam.

Pria tersebut mengakui bahwa dia dibayar untuk mengikuti demo.

“Keluar 50 ribu,” jawab pria tersebut.

Kemudian orang yang merekam juga menanyakan pada seorang pemuda yang mengenakan kemeja hitam. Namun pemuda tersebut membantah bahwa dia menerima bayaran.

“Tidak ada, bukan koordinator, ini teman saya,” jawab pemuda tersebut.

Halaman Selanjutnya

“yu demo cukup 2 jam. Titik kumpul: Universitas Pancasila. Start jam 8 pagi bos smpe jam 10 pagi aja, sisanya kita makan baso bareng. Umur 16-35 cewe cowo bebas. Baju hitam. Fee 40.000 cash boss. Gadapet makan & transport soalnya 2 jam sbntr itu. Yang fix meluncur aja langsung gabung ke grupnya,” isi keterangan pesan yang didapat.

Halaman Selanjutnya