Mewujudkan Demokrasi Rakyat
Celakalah kita jika kita tidak belajar dari sejarah. Sejarah dunia telah mengajarkan kepada kita bahwa demokrasi hanya dapat dipertahankan jika pemimpin-pemimpin yang menganut demokrasi dapat membuktikan bahwa mereka memberikan pemerintahan yang sebaik-baiknya, pemerintahan yang sesuai dengan kehendak rakyat.
Kita Butuh Pendekar-Pendekar Penyelamat Demokrasi
Para pendahulu kita, para pemimpin kemerdekaan Indonesia, menyetujui demokrasi sebagai dasar negara kita. Demokrasi berarti susunan pemerintahan dan kebijaksanaan pemerintah ditentukan oleh rakyat Indonesia sendiri.
Namun, saudara-saudara, demokrasi kita saat ini terancam. Demokrasi kita disandera. Demokrasi kita bisa diperkosa. Demokrasi kita saat ini bisa dirusak dengan politik uang.
Kita tidak perlu berpura-pura. Kita tanyakan saja kepada mereka yang sudah memiliki pengalaman maju dalam suatu pemilihan. Berapa modal untuk maju sebagai bupati? Berapa puluh miliar untuk maju sebagai walikota? Berapa ratus miliar untuk maju sebagai gubernur? Politik uang membahayakan demokrasi Indonesia. Ini berarti bahwa mereka yang menguasai uang, mereka yang menguasai kedaulatan politik Indonesia.
Demokrasi kita inginkan. Demokrasi adalah sistem orang beradab. Tetapi, jika demokrasi disalahgunakan, jika dicurangi, jika dipermainkan, maka tidak perlu lagi kita terlalu sopan. Tidak perlu lagi kita terlalu patuh.
Kita harus yakin bahwa rakyat membutuhkan suatu gerakan yang berani, bersih, jujur, dan mulia hatinya untuk memperbaiki demokrasi kita. Gerakan untuk mewujudkan demokrasi rakyat. Gerakan yang mencintai tanah air, yang ingin membuat bangsa Indonesia menjadi bangsa yang terhormat. Kita harus yakin bahwa itu adalah harapan rakyat kita.
Namun, sebagian besar rakyat kita tidak mampu bersuara. Kepada Anda yang sedang membaca buku ini, saya mengajak Anda untuk bersama-sama menjadi suara mereka.
Kita harus menjadi hati mereka. Kita harus menjadi pemimpin mereka. Kita harus menjadi pelindung mereka. Kita tidak boleh lelah, takut, gentar, atau surut hati. Kita harus percaya bahwa yang benar akan menang walaupun harus menunggu dan bersabar. Yang zalim akan selalu kalah. Itu adalah pelajaran sejarah. Yang jahat akan kalah pada akhirnya.
Kita harus yakin, dan jika kita setia, jujur, bersih, dan tetap berpegang pada cita-cita negara kita, maka kita akan menjadi penyelamat masa depan bangsa Indonesia.
Tugas Kita: Pastikan Supremasi Hukum
Kita tidak boleh menyerahkan demokrasi kita kepada preman bayaran. Kita ingin kedamaian, oleh karena itu, kita tidak boleh diam jika ada yang merusak hukum yang kita dambakan.
Kita harus menyampaikan kepada mereka yang merasa di atas hukum: “Jika Anda melanggar hukum, Anda harus menghadapi risiko dari tindakan Anda. Siapa yang menabur angin, dialah yang akan menuai badai, saudara-saudara sekalian.”
Menyikapi hal ini, saya pernah bertanya kepada kader-kader Partai Gerindra. Apakah Anda takut dengan preman-preman tersebut? Jika ada yang terancam dalam berdemokrasi, maka seluruh Indonesia terancam. Kita ingin kedamaian tetapi tidak boleh menjadi penakut. Kita harus berani menegakkan kebenaran, keadilan, dan kejujuran.
Tugas Kita: Kejar dan Tangkap Koruptor
Korupsi di Indonesia sudah terlalu merajalela. Jika ada yang bocor 5%, kita biasa saja. Jika 10% bocor, kita masih bisa terima. Tetapi, semakin banyak kasus dengan bocoran 80%, hal ini sangat merugikan.
Sejarah manusia mengajarkan bahwa negara yang tidak mampu mengatasi korupsi akan hancur. Jika bangsa Indonesia tidak mampu memerangi korupsi yang sudah merajalela, maka bangsa ini akan gagal.
Dengan korupsi, aparat pemerintah menjadi rapuh. Negara tidak memiliki cukup uang untuk menyediakan layanan kepada rakyat. Oleh karena itu, kita harus bersatu untuk memberantas korupsi dan menegakkan kebenaran, keadilan, dan kejujuran.
Sumber: https://prabowosubianto.com/solusi-paradoks-indonesia-menuju-100-tahun-indonesia-merdeka-mewujudkan-ekonomi-rakyat/