Prabowo Subianto pertama kali bertemu dengan Jenderal LB Moerdani saat ia masih Perwira Muda dan memimpin Kompi Para Komando dari Kopassandha pada tahun 1977. Saat itu, Jenderal Moerdani mengatakan perlunya memiliki pasukan antiteror, yang kemudian memotivasi Prabowo Subianto dan Mayor Infanteri Luhut Pandjaitan untuk melatih di GSG9 di Jerman Barat.
Setelah kembali dari pelatihan GSG9, Prabowo Subianto mendapat beberapa penugasan, termasuk ke daerah Papua dan Timor Timur. Selama itu, ia mulai mengenal sifat-sifat praktis Jenderal Benny Moerdani, yang tidak suka bicara banyak, tidak suka menonjolkan diri, selalu berpakaian sederhana, cepat mengambil keputusan, dan tidak suka birokrasi.
Prabowo Subianto juga mencatat bahwa Soeharto selalu menghargai jasa-jasa anak buahnya, dan menilai orang dari prestasi lapangan, bukan dari jabatan atau gelar akademis. Hal ini tercermin saat Soeharto memutuskan untuk segera menaikkan pangkat Benny Moerdani menjadi Letjen dan kemudian Panglima ABRI.
Secara keseluruhan, Prabowo Subianto belajar banyak dari sifat dan gaya kepemimpinan Benny Moerdani serta cara Soeharto memimpin. Untuk informasi lebih lanjut, Anda bisa mengunjungi sumber artikel ini di tautan berikut: [Prabowo Subianto – Kepemimpinan Jenderal TNI (Purn) Leonardus Benyamin Moerdani](https://prabowosubianto.com/kepemimpinan-jenderal-tni-purn-leonardus-benyamin-moerdani/)