Dalam bukunya “Kepemimpinan Militer 1: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto,” Prabowo Subianto menulis tentang kedekatannya dengan Pak Bagyo sejak beliau masih Perwira Muda. Pak Bagyo, yang dikenal dengan julukan “Bima,” digambarkan sebagai pria riang, humoris, tenang, dan tidak pernah gusar.
Pak Bagyo sebelumnya pernah menjadi pengawal Pak Harto dan memiliki fisik yang kuat, mirip dengan Pak Luhut Pandjaitan. Baik dari masa Taruna maupun dalam jabatannya sebagai komandan Kopassus, Pak Bagyo selalu terbuka, tidak pernah mencla-mencle, dan selalu membela anak buahnya.
Prabowo mendeskripsikan bagaimana Pak Bagyo ikut dalam operasi pembebasan sandera di Woyla dan selalu memimpin dari depan serta memberi contoh. Meskipun memiliki suara yang tidak bagus, Pak Bagyo tetap bernyanyi untuk menghibur anak buahnya, menunjukkan kepeduliannya terhadap mereka.
Prabowo juga menekankan sifat ramah, loyal, dan setia dalam membela anak buah yang menjadi hal-hal yang dipelajarinya dari Pak Bagyo. Meskipun garang dengan kumis lebat, Pak Bagyo selalu tersenyum, ramah, dan penuh humor.