Prabowo Subianto merangkum kehidupan Yos Sudarso dalam artikel ini. Yos Sudarso bercita-cita menjadi seorang prajurit sejak kecil, meski orang tuanya lebih menginginkannya menjadi seorang guru. Pada saat pemerintahan Jepang membutuhkan tambahan tenaga militer untuk menghadapi Perang Asia Timur Raya, Yos Sudarso masuk Sekolah Tinggi Pelayaran di Semarang dan mengikuti pendidikan militer AL Jepang. Setelah proklamasi kemerdekaan RI, ia bergabung dengan Badan Keamanan Rakyat di sektor kelautan (BKR Laut).
Pada perjalanan kariernya, Yos Sudarso sering bertugas dalam berbagai operasi militer untuk mengatasi pemberontakan yang terjadi di wilayah NKRI. Pada akhir tahun 1961, ia terlibat dalam Operasi di Laut Aru sebagai rangkaian upaya misi membebaskan Papua Barat dari Belanda. Saat itu, Yos Sudarso memimpin KRI Macan Tutul.
Dalam pertempuran di Laut Aru, mesin KRI Macan Tutul mati di tengah upaya penyelamatan. Yos Sudarso bertekad ada KRI yang selamat dan memerintahkan kapalnya agar dua KRI lainnya menyelamatkan diri. Namun, KRI Macan Tutul yang dipimpinnya terkena tembakan dari kapal Belanda dan akhirnya tenggelam bersama 24 orang di dalamnya. Yos Sudarso gugur dalam tugas tersebut pada usia 36 tahun.
Sumber: [Teladan Laksamana Madya TNI Anumerta Yosaphat Sudarso](https://prabowosubianto.com/teladan-laksamana-madya-tni-anumerta-yosaphat-sudarso/)