Selasa, 14 November 2023 – 00:31 WIB
Gaza – Pasukan Israel telah mencapai gerbang rumah sakit utama di Kota Gaza, Palestina, pada hari Senin, 13 November 2023. Hal ini merupakan target utama mereka dalam pertempuran untuk menguasai bagian utara Jalur Gaza.
Namun, ketika tank-tank Israel mengepung daerah tersebut, petugas medis melaporkan bahwa pasien termasuk bayi yang baru lahir sekarat karena kekurangan bahan bakar. Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas melaporkan bahwa jumlah korban tewas di rumah sakit Al-Shifa telah meningkat menjadi 34 jiwa sejak akhir pekan karena kekurangan bahan bakar.
Rumah sakit di Gaza utara terpaksa tidak beroperasi karena kekurangan bahan bakar dan pertempuran sengit sepanjang malam antara Israel dan Hamas. Setidaknya 650 pasien masih berada di dalam rumah sakit itu, putus asa untuk dievakuasi ke fasilitas medis lain oleh Palang Merah atau lembaga netral lainnya.
Israel mengklaim bahwa rumah sakit tersebut terletak di atas terowongan yang menjadi markas para pejuang Hamas, yang harus disalahkan atas penderitaan mereka karena menggunakan pasien sebagai tameng, namun hal ini dibantah oleh Hamas.
“Tank-tank tersebut berada di depan rumah sakit. Kami berada di bawah blokade penuh. Ini adalah wilayah yang sepenuhnya sipil, hanya fasilitas rumah sakit, pasien rumah sakit, dokter dan warga sipil lainnya yang tinggal di rumah sakit. Seseorang harus menghentikan hal ini,” kata seorang ahli bedah di rumah sakit tersebut, Dr Ahmed El Mokhallalati.
Selain itu, muncul kekhawatiran bahwa perang tersebut dapat menyebar ke luar Gaza karena meningkatnya bentrokan di perbatasan utara Israel dengan Lebanon, termasuk Amerika Serikat (AS), yang melancarkan serangan udara terhadap sasaran-sasaran milisi yang terkait dengan Iran di negara tetangga, Suriah.
Israel telah melancarkan serangan balasan pada bulan lalu untuk memusnahkan Hamas setelah kelompok itu menyerang wilayah Israel selatan dan membunuh warga sipil. Menurut penghitungan Israel, sekitar 1.200 orang tewas dan 240 orang disandera di Gaza. Sejak itu, ribuan warga Gaza terbunuh dan lebih dari separuh penduduknya kehilangan tempat tinggal akibat kampanye militer Israel yang tak henti-hentinya.
